About Us Image

Tahun 2018, STAI Sukabumi Berubah Jadi Institut Agama Islam Sukabumi

POJOKJABAR.com, SUKABUMI – Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Sukabumi, Prof Endin Nasrudin menyatakan akan melakukan perubahan status dari STAIS menjadi Institut Agama Islam Sukabumi (IAIS). Dirinya menargetkan perubahan STAIS tersebut pada 2018 mendatang.

“Mimpi saya ini ketika diusulkan ke pimpinan dan kawan kolega saya yakni para profesor ternyata direspons baik, mereka siap untuk membantu perubahan status ini,” ungkapnya.

Saat ini, Endin mengaku sedang melakukan persiapan untuk memenuhi persyaratan menjadi institut. Memang kalau untuk perubahan seperti ini memerlukan proses waktu cukup lama tapi berkat bantuan teman-teman, Endin berharap di 2018 nanti sudah terealisasi.

“Alhamdulillah kita tidak akan lama menuntaskan menjadi institut, bahkan Ketua MPR, Zulkifli Hasan ketika datang ke sini, dia siap untuk membantu,” katanya.

Dari segi fasilitas kampus, Endin mengaku sudah cukup. Mulai dari gedung, ruang kelas, fasilitas yang ada di STAIS seperti perangkat lunak dan lainnya telah memadai.

Bahkan sumber daya manusia (SDM) yakni dosen dan guru besar sudah disiapkan.

“Syarat menjadi universitas atau institut kan harus punya guru besar, saya sudah mempunyai tiga profesor. Ketua tim perubahan STAIS ini dipimpin langsung oleh Prof Asep Saeful Muhtadi,” jelasnya.

Nantinya setelah menjadi institut akan ada sebanyak tujuh program studi yakni, Pendidikan Agama Islam (PAI), Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Perbankan Islam, Ekonomi Islam dan pascasarjana.

Hanya saja saat ini terkendala kekurangan dosen untuk PGRA, lantaran harus berlatar belakang pendidikan dasar UPI. Saat ini baru ada dua orang dosen, sementara masing-masing program studi minimal enam orang dosen.

“Awal bulan nanti saya akan masukkan berkas ke Jakarta untuk PGRA nanti menyusul,” jelasnya.

Ke depan dengan berubah menjadi institut, keunggulannya akan menggunakan kurikulum lokal. Serta lulusan IAIS wajib mempunyai kemampuan komputer, bahasa Inggris dan Arab. Bahkan, Endin ingin membangun pesantren sehingga keluar IAIS itu bisa mengaji.

“Saya akan mendirikan pesantren jadi mahasiswa bisa kuliah sambil mendalami ilmu agama,” pungkasnya.

Scroll to Top
Scroll to Top